iblis juga kadang jenuh

Beberapa berkas usulan Rancangan Goda berjejal di meja, rasanya malas kusentuh. Dari beberapa hari kemarin cuma duduk di balik meja kerja sambil sesekali bermain percikan api mancur di sudut mejaku. Laporan bawahan pun kuanggurkan begitu saja.

Ditambah pula proyek perekrutan penggoda baru di beberapa divisi mau tak mau membuatku harus mengirim balik berkas lamaran yang disetujui divisi kami. Tidak sembarangan kami menerima penggoda, selain level tingkat ajar yang sudah distandarkan untuk beberapa posisi, kami juga harus mempelajari berkas para calon dengan teliti, baru nanti beberapa yang terpilih akan diselidiki selama seminggu untuk mendapatkan tanda sah kami atas diterimanya si calon menjadi iblis penggoda di divisi ini. Dan sepertinya, ratusan berkas pelamar masih ada di ujung ruangan.

Kabar yang baru saja kuterima tidak juga membuatku kembali sedikit bergairah. Ruw dan Ana baru seminggu ini telah menempati rumah baru mereka. Relokasi yang dilakukan Pengelola Wilayah Duniawi untuk area 3 memang dilakukan beberapa tahap, kebetulan mereka dapat jatah tahap pertama, tak perlulah menunggu lama.

Tapi tetap saja, rasa-rasanya jenuh ini tak mau beralih barang sejenak saja. Kalau aku begini terus, bisa-bisa Pengelola Bagian Kerja memberi surat teguran karena grafik efisiensi kerjaku mulai menurun.

Akhirnya aku memutuskan beranjak keluar ke Pengelola Koleksi Buku Kerajaan setelah sebelumnya meninggalkan pesan ke Asisten Petinggi Divisi Penggoda Lelaki di tempatku. Kuambil beberapa buku di sana dan menghabiskannya di Taman Koleksi sambil sesekali mengintip mendung yang bergelayut di langit manusia.

Jika mendung datang, biasanya laporan bawahan juga mulai meningkat. Lebih mudah menggoda lelaki di hari yang dingin, begitu alasan para bawahanku. Tapi karena aku berada jauh dari meja kerjaku, biarlah. Mau dikerjakan pun, laporan yang kemarin saja belum ada yang kubaca.

Apalagi kudengar dari beberapa penggoda lapangan yang kadang mampir ke atas, beberapa hari ini manusia area AsTe sedang mencapai euforia pertandingan di mana para pemain dan pelatihnya seluruhnya berjenis lelaki. Lagi-lagi divisiku jadi kena getah kerjanya juga. Meskipun pembagian tugas sudah kulakukan saat pertemuan penggoda beberapa hari lalu, tetap saja sebagai penggoda level tinggi sepertiku ini haruslah mengawasi kerja para bawahan. Ahh, rasanya ruh apiku mau pecah saja menuangkan kembali tumpukan pekerjaanku kali ini.

"Tiffie !!"

Hampir saja menghabisi setengah dari halaman pertama buku yang kubaca di Taman Koleksi, tak disangka devil pocket messenger milikku berbunyi.

"Divisi Pengelola Kerja menagih berkas pelamar, secepatnya. -Luffie-"

Aku cuma termangu di taman sambil membaca kembali pesan yang dikirimkan asistenku. Secepatnya itu artinya lebih cepat dari percepatan halilintar. Dan aku pun bakal cepat-cepat kembali ke meja kerjaku, meneliti ratusan berkas yang hanya akan kuambil beberapa saja.

Aku jenuh !!


---

Ditulis oleh malaikat hitam yang telah sempurna berubah menjadi manusia berhati iblis sebelum menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda.




---


kisah ini adalah serial iblis


--Jogjakarta, 27 Desember 2010 23:09--
--ide oot yang diteruskan tapi malah keterusan--

pict. source = sodahead.com